MASJID DAN DAKWAH

 

VIDEO MASJID DAN DAKWAH

MASJID DAN DAKWAH

A.    Masjid

1.      Pengertian Masjid

Masjid merupakan salah satu unsur penting dalam struktur masyarakat Islam. Masjid bagi umat Islam memiliki makna yang besar dalam kehidupan, baik makna fisik maupun makna spiritual. Kata masjid itu sendiri berasal dari kata sajada-yasjudu-masjidan (tempat sujud). Sementara Sidi Gazalba menguraikan tentang masjid; dilihat dari segi harfiah masjid memanglah tepat sembahyang. Perkataan masjid berasal dari bahasa Arab. Kata pokoknya sujadan, fi’il madinya sajada (ia sudah sujud) fi’il sajada diberi awalan ma, sehingga jadilah isim makan. Isim makan ini menyebabkan perubahan bentuk sajada menjadi masjidu, masjida. Jadi ejaan aslinya adalah masjid (dengan a). Pengambil alih kata masjid oleh bahasa Indonesia umumnya membawa proses perubahan bunyi a menjadi e, sehingga terjadilah bunyi mesjid. Perubahan bunyi dari ma menjadi me, disebabkan tanggapan awalan me dalam bahasa Indonesia. Bahwa hal ini salah, sudah tentu esalahan umum seperti ini dalam indonesianisasi kata-kata asing sudah biasa. Dalam ilmu bahasa sudah menjadi kaidah kalau suatu penyimpangan atau kesalahan dilakukan secara umum ia dianggap benar. Menjadilah ia kekecualian.

      Menurut Az-Zarkashi, karena sujud merupakan rangkaian shalat yang paling mulia, mengingat betapa dekatnya seorang hamba dengan Tuhannya ketika sujud, maka tempat tersebut dinamakan masjid dan tidak dinamakan marka’ (tempat ruku‟). Arti masjid dikhususkan sebagai tempat yang disediakan untuk mengerjakan shalat lima waktu, sehingga tanah lapang yang biasa digunakan untuk mengerjakan shalat hari raya Idul Fitri, Idul Adha, dan lainnya tidak dinamakan masjid

      Adapun menurut istilah yang dimaksud masjid adalah suatu bangunan yang memiliki batas-batas tertentu yang didirikan untuk tujuan beribadah kepada Allah seperti shalat, dzikir, membaca al-Qur’an dan ibadah lainnya. Dan lebih spesifik lagi yang dimaksud masjid di sini adalah tempat didirikannya shalat berjama’ah, baik ditegakkan di dalamnya shalat jum’at maupun tidak6 . Allah berfirman :

”Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS. al-Jin:18)

      Dari ayat diatas dijelaskan bahwa masjid merupakan sebuah tempat yang disediakan untuk menyembah Allah SWT yakni mengerjakan shalat lima waktu. Hal tersebut sesuai dengan hadits Nabi SWA tentang tempat untuk menyembah Allah SWT, beliau bersabda :

      Sedangkan masjid dalam pengertian khusus adalah tempat atau bangunan yang dibangun khusus untuk menjalankan ibadah, terutama salat berjamaah. Pengertian ini juga mengerucut menjadi, masjid yang digunakan untuk salat Jum'at disebut Masjid Jami`. Karena salat Jum`at diikuti oleh orang banyak maka masjid Jami` biasanya besar. Sedangkan masjid yang hanya digunakan untuk salat lima waktu, bisa di perkampungan, bisa juga di kantor atau di tempat umum, dan biasanya tidak terlalu besar atau bahkan kecil sesuai dengan keperluan, disebut Musholla, artinya tempat salat. Di beberapa daerah, musholla terkadang diberi nama langgar atau surau.

2.      Ciri-ciri umum mesjid

Berdasarkan ciri-ciri umum masjid menurut Sofyan Syafri Harahap dapat digolongkan menjadi :

1.      Masjid Besar

Masjid besar adalah masjid yang terletak di suatu daerah dimana jamaahnya bukan hanya dari kawasan itu tetapi mereka yang mungkin bekerja di sekitar lokasinya. Masjid ini ditandai dengan jamaah yang tidak tinggal di sekitarnya, dibangun oleh Pemerintah dan masyarakat sekitarnya, sangat dikontrol oleh pemerintah baik pengurus maupun pendanaannya, contoh Masjid Istiqlal di Jakarta dan Masjid Agung di kota besar lainnya.

2.      Masjid elit

Masjid ini terletak di daerah elit, pengurus dan jamaahnya adalah masyarakat elit. Potensi dana cukup besar, kegiatan cukup banyak dan fasilitas cukup baik.

3.      Masjid Kota

Masjid ini terletak di kota. Jamaahnya umumnya pedagang atau pegawai. Jamaahnya tidak elit tapi menengah ke atas. Dana relatif cukup, kegiatan cukup lumayan dan fasilitas cukup tersedia.

4.      Masjid Kantor

Masjid ini ditandai dengan jamaah yang hanya ada pada saat jam kantor. Kegiatan tidak sebanyak masjid lain. Dana tidak jadi masalah. Bangunan tidak begitu besar dan fasilitas tidak terlalu banyak

5.      Masjid Kampus

Masjid kampus jamaahnya terdiri dari para intelektual, aktifitas mahasiswa dari berbagai keahlian dan menggebu-gebu. Dana tidak ada masalah, kebutuhan sarana gedung lebih cepat dari penyediannya dan kegiatan sangat padat.

6.      Masjid Desa

Masjid ini jamaahnya berdiam di sekitar masjid, masalah dana sangat kurang, kualitas pengurus sangat rendah di bidang manajemen dan potensi konflik cukup besar.

7.      Masjid Organisasi

Masjid ini ditandai jamaah yang homogen yang diikat oleh kesamaan organisasi. Masjid ini dimanajeri oleh organisasi dan masjid sangat otonom. Seperti masjid NU, Muhammadiyah.

3.      Sejarah Berdirinya Mesjid

Dalam sejarahnya masjid merupakan lembaga pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW pada periode Madinah. Masjid pertama yang didirikan Rasulullah saw pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun pertama Hijriyah (28 Juli 622 M) adalah Masjid Quba yang terletak di kota Madinah. Masjid Quba ini di awal pendiriannya ditujukan untuk melakukan pembinaan terhadap jamaah muttaqin dan mutathahirin, karena itulah Allah SWT memberikan apresiasi positif atas pendiriannya.

Masyarakat madinah yang dikenal berwatak lebih halus dan lebih bisa utusan sambil mengutarakan ketulusan hasrat mereka agar Rasulullah pindah saja ke Madinah. Nabi setuju, setelah dua kali utusan datang dalam dua tahun berturutturut di musim haji yang dikenal dengan bai‟at aqabah I dan II. Saat dirasa tepat oleh Nabi untuk berhijrah itu pun tiba, waktu kaum kafir Makkah mendengar kabar ini, mereka mengepung rumah Nabi. Tetapi usaha mereka gagal total berkat perlindungan Allah swt. Nabi keluar rumah dengan meninggalkan Ali bin Abi Thalib yang beliau suruh mengisi tempat tidur beliau. Dengan mengambil rute jalan yang tidak biasa, diseling persembunyian di dalam gua, nabi sampai di desa Quba yang terletak di sebelah barat laut yastrib, kota yang dibelakang hari berganti nama menjadi “Madinatur Rasul”, “Kota Nabi”, atau “Madinah” saja.14 Unta yang dinaiki Nabi saw berlutut di tempat penjemuran kurma milik Sahl dan Suhail bin Amr, kemudian tempat itu dibelinya guna dipakai tempat membangun masjid. Sementara tempat itu dibangun, ia tinggal pada keluarga Abu Ayyub Khalid bin Zaid Al-Anshari. Dalam membangun masjid itu Nabi Muhammad juga turut bekerja dengan tangannya sendiri. Kaum muslimin dari kalangan muhajirin dan Anshar ikut pula bersama-sama membangun. Selesai masjid itu dibangun, disekitarnya dibangun pula tempat tinggal Rasul.15 Masjid ini di bangun pada bulan Rabi‟ul Awal dengan panjang masjid pada masa itu adalah 70 hasta dan lebarnya 60 hasta atau panjangnya 35 meter dan lebar 30 meter. Masjid itu merupakan sebuah ruangan terbuka yang luas, keempat temboknya dibuat daripada batubata dan tanah. Atapnya sebagian terdiri dari daun kurma dan yang sebagian lagi dibiarkan terbuka, dengan salah satu bagian lagi digunakan tempat orang-orang fakir miskin yang tidak punya tempat tinggal. Tidak ada penerangan dalam masjid itu pada malam hari, hanya pada waktu shalat isya diadakan penerangan dengan membakar jerami, yang demikian ini berjalan selama sembilan tahun. Sesudah itu kemudian baru mempergunakan lampu-lampu yang dipasang pada batang-batang kurma yang dijadikan penopang atap itu. Sebenarnya tempat tinggal Nabi sendiri tidak lebih mewah keadaannya daripada masjid, meskipun memang sudah sepatutnya lebih tertutup.

4.      Fungsi dan Peran Masjid

1.      Ibadah (hablumminallah)

Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk artinya sebuah proses aktualisasi ketertundukan, keterikatan batin manusia dan potensi spiritual manusia terhadap Allah Dzat yang menciptakan dan memberi kehidupan. Jika manusia secara emosional intelektual merasa lebih hebat, maka proses ketertundukan tersebut akan memudar. Sedangkan menurut Istilah (terminologi) berarti segala sesuatu yang diridhoi Allah dan dicintai-Nya dari yang diucapkan maupun yang disembunyikan

Fungsi dan peran Masjid yang pertama dan utama adalah sebagai tempat shalat.19 Shalat memiliki makna “menghubungkan”, yaitu menghubungkan diri dengan Allah dan oleh karenanya shalat tidak hanya berarti menyembah saja. Ghazalba berpendapat bahwa shalat adalah hubungan yang teratur antara muslim dengan tuhannya (Allah).20 Ibadah shalat ini boleh dilakukan dimana saja, karena seluruh bumi ini adalah masjid (tempat sujud), dengan ketentuan tempat tersebut haruslah suci dan bersih, akan tetapi masjid sebagai bangunan khusus rumah ibadah tetap sangat diperlukan. Karena, masjid tidak hanya sebagai tempat kegiatan ritual sosial saja, tetapi juga merupakan salah satu simbol terjelas dari eksistensi Islam.

2.      Sosial Kemasyarakatan (Hablumminannas)

Menurut Enda, sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan. Sedangkan menurut Daryanto, sosial merupakan sesuatu yang menyangkut aspek hidup masyarakat. Namun jika dilihat dari asal katanya, sosial berasa dari kata “socius” yang berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam kehidupan secara bersama-sama.

Seiring dengan kemajuan zaman dan perubahan-perubahan yang sangat cepatnya, maka hal ini mempengaruhi suasana dan kondisi masyarakat muslim. Termasuk perubahan dalam mengembangkan fungsi dan peranan masjid yang ada di lingkungan kita. Salah satu fungsi dan peran masjid yang masih penting untuk tetap di pertahankan hingga kini adalah dalam bidang sosial kemasyarakatan. Selain itu masjid juga difungsikan sebagai tempat mengumumkan hal-hal yang penting berkaitan dengan peristiwa-peristiwa sosial kemasyarakatan sekitar.22 Karena pada dasarnya masjid yang didirikan secara bersama dan untuk kepunyaan serta kepentingan bersama. Sekalipun masjid tersebut didirikan secara individu, tetapi masjid tersebut tetaplah difungsikan untuk tujuan bersama. Hal ini dapat diamati dari pengaruh shalat berjama‟ah. Orang-orang duduk, berdiri, dan sujud dalam shaf (barisan) yang rapi bersama-sama dipimpin oleh seorang imam

Masjid mempunyai posisi yang sangat vital dalam memberikan solusi bagi permasalahan sosial di masyarakat apabila benar-benar dijalankan sesuai dengan fungsinya.24 Fungsi masjid sejatinya akan berjala dengan baik apabila ada program-program yang dirancang sebagai solusi bagi permasalahan sosial yang ada.

3.      Ekonomi

Menurut Chapra ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam tanpa memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa ketidakseimbangan lingkungan.

Berawal dari keyakinan bahwa masjid adalah merupakan pembentuk peradaban masyarakat Islam yang didasarkan atas prinsip keutamaan dan tauhid, masjid menjadi sarana yang dapat melaksanakan dari apa yang menjadi kebutuhan masyarakat sekitarnya, minimal untuk masjid itu sendiri agar menjadi otonom dan tidak selalu mengharapkan sumbangan dari para jama‟ahnya

4.      Pendidikan

Pendidikan diartikan sebagai upaya untuk memanusiakan manusia, melalui pendidikan ini dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna sehingga dapat melaksankan tugas-tugasnya sebagai khalifah Allah SWT. Pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak baik menjadi baik

Sebagaimana yang telah banyak dicatat oleh kaum sejarawan bahwa Rasulullah SAW, telah melakukan keberhasilan dakwahnya ke seluruh penjuru dunia. Salah satu faktor keberhasilan dakwah tersebut tidak lain karena mengoptimalkan masjid, salah satunya adalah bidang pendidikan. Masjid sebagai tempat pendidikan nonformal, juga berfungsi membina manusia menjadi insan beriman, bertakwa, berilmu, beramal shaleh, berakhlak dan menjadi warga yang baik serta bertanggung jawab. Untuk meningkatkan fungsi masjid dibidang pendidikan ini memerlukan waktu yang lama, sebab pendidikan adalah proses yang berlanjut dan berulang-ulang. Karena fungsi pendidikan mempunyai peranan yang penting untuk meningkatkan kualitas jama‟ah dan menyiapkan generasi muda untuk meneruskan serta mengembangkan ajaran Islam, maka masjid sebagai media pendidikan massa terhadap jama‟ahnya perlu dipelihara dan ditingkatkan

5.      Dakwah

Dakwah secara etimologi berasal dari bahasa Arab, yaitu da‟ayad‟u- da‟watan, artinya mengajak, menyeru, memanggil. Secara etimologis pengertian dakwah dan tabligh itu merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) pesan- pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut. pengertian dakwah secara terminologi, Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.

Masjid merupakan pusat dakwah yang selalu menyelenggarakan kegiatan- kegiatan rutin seperti pengajian, ceramah-ceramah agama, dan kuliah subuh. Kegiatan semacam ini bagi para jama‟ah dianggap sangat penting karena forum inilah mereka mengadakan internalisasi tentang nilai-nilai dan norma-norma agama yang sangat berguna untuk pedoman hidup ditengah-tengah masyarakat secara luas atau ungkapan lain bahwa melalui pengajian, sebenarnya masjid telah menjalankan fungsi social.

6.      Politik

Secara etimologis, politik berasal dari kata polis (bahasa Yunani) yang artinya negara kota. Kemudian diturunkan kata lain seperti polities (warga negara), politikus (kewarganegaraan atau civics) dan politike tehne (kemahiran politik) dan politike episteme (ilmu politik). Secara terminologi, politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu

7.      Kesehatan

Menurut Undang-Undang RI. No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. Dikatakan sehat secara fisik adalah orang tersebut tidak memiliki gangguan apapun secara klinis. Fungsi organ tubuhnya berfungsi secara baik, dan dia memang tidak sakit. Sehat secara mental/psikis adalah sehatnya pikiran, emosional, maupun spiritual dari seseorang. Sedangkan dikatakan sehat secara social adalah kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungan di mana ia tinggal, Kemudian orang dengan katagori sehat secara ekonomi adalah orang yang produktif, produktifitasnya mengantarkan ia untuk bekerja dan dengan bekerja ia akan dapat menunjang kehidupan keluarganya

B.     Dakwah

1.      Pengertian Dakwah

Kata da‟wah secara bahasa berasal dari kata daʻā-yadʻū-da’watan, yang memiliki kesamaan makna dengan al-nidā’, yang berarti menyeru atau memanggil. Sedangkan pengertian dakwah secara istilah menurut beberapa pakar adalah sebagai berikut:

a)      Ibn Taimiyah menyatakan bahwa dakwah adalah seruan untuk beriman kepada-Nya dan pada ajaran yang dibawa para utusan-Nya, membenarkan berita yang mereka sampaikan dan mentaati perintahNya.

b)      Syekh Ali Mahfudz menyatakan bahwa dakwah adalah mengajak manusia kepada kebaikan dan petunjuk Allah SWT, menyeru mereka kepada kebiasaan baik dan melarang mereka kepada kebiasaan buruk supaya beruntung di dunia dan akhirat

c)      Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah adalah upaya mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dunia dan akhirat

d)     Hamzah Ya‟qub menyatakan bahwa dakwah adalah mengajak umat manusia dengan hikmah (kebijaksanaan) untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

e)      Prof. Dr. Hamka menyatakan bahwa dakwah adalah seruan atau panggilan untuk menganut suatu pendirian yang pada dasarnya berkonotasi positif dengan substansi terletak pada aktifitas yang memerintahkan amar ma’ruf nahi munkar.

2.      Metode Dakwah

Secara bahasa metode berasal dari kata “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan, cara). Dengan begitu metode adalah cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan. Sedangkan arti dakwah menurut pendapat Bakhial Khauli, yaitu suatu proses menghidupkan peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan ke keadaan lain.

Dari pengertian di atas dapat diambil pengertian bahwa metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang daʻi kepada madʻu untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang

Adapun metode dakwah itu ada 3 cakupan:

1)      Al-Hikmah

M. Abduh berpendapat bahwa hikmah adalah mengetahui rahasia dan faedah di dalam setiap hal. Sedangkan menurut Ibnu Qayyim, hikmah adalah pengetahuan tentang kebenaran dan pengamalannya, ketepatan dalam perkataan dan pengamalannya. Dan hal ini tidak bisa dicapai kecuali ia memahami al-Qur‟an, mendalami syari‟at Islam serta hakikat iman.

Oleh karena itu, Al-ḥikmah adalah sebagai penentu sukses tidaknya seorang daʻi (orang yang berdakwah) dalam berdakwah. Bagaimana seorang daʻi memahami madʻu (orang yang didakwahi) yang beraneka ragam latar belakang, pendidikan dan strata sosial, sehingga segala pemikiran atau ide-ide daʻi dapat diterima serta menyentuh dan menyejukkan hati madʻu.

2)      Al-Mau‟idhatil Hasanah

Mauʻiẓah ḥasanah dapat diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan agar selamat dunia dan akhirat.

3)      Al-Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan

Mujadalah berasal dari kata “jadala” yang berarti memintal, melilit. Sedangkan secara istilah al-Mujadalah (al-Ḥiwar) adalah upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua belah pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan agar lawan menerima pendapat dengan memberikan argumentasi yang kuat.

3.      Tujuan dan Fungsi Dakwah

Dakwah adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari keislaman seseorang. Karena dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kaidah ajaran Islam. Inti dari tujuan dakwah adalah mengarah pada perubahan kepribadian seseorang, kelompok dan masyarakat. Maka dari itu, seharusnya dalam berdakwah harus bersikap dinamis dan progresif.

Secara umum tujuan dakwah adalah mengajak manusia kepada jalan yang benar dan diridai Allah SWT agar bahagia dan sejahtera di dunia maupun di akhirat. Adapun tujuan dakwah secara khusus adalah sebagai berikut:

a)      Mengubah paradigma berpikir seseorang tentang arti penting dan tujuan hidup sesungguhnya.

b)      Menginternalisasikan ajaran Islam dalam kehidupan seorang muslim sehingga menjadi kekuatan batin yang dapat menggerakkan seseorang dalam melaksanakan ajaran Islam.

c)      Wujud dari internalisasi ajaran Islam tersebut adalah seorang muslim memiliki keinginan untuk mengaplikasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari

 

1.      Dakwah di Zaman Milenial

1.      Karakter Generasi milenial

Teknologi sangat berpengaruh terhadap generasi milenial. Perkembangan teknologi yang pesat membuat generasi milenial juga berkembang. Generasi milenial adalah merak yang hidup dengan kemudahan informasi. Jika dilihat dari Badan Pusat Statistik, penemuan penelitian pada tahun 2011 oleh Boston Consulting Group (BCG) bersama dengan Unervisity Of Barkley, generasi milenial memiliki beberapa karakter sebagai berikut.

1.      Generasi milenial lebih memilih smartphone sebagai media baca daripada membaca langsung seperti tradisi sebelumnya.

2.      Akun media sosial harus dimiliki generasi milenial sebagai sarana informasi.

3.      Televisi adalah media informasi yang semakin ditinggalkan generasi milenial. Sebab gadget memiliki keunggulan daripada melihat siaran televise.

4.      Keluarga adalah sarana pengambilan keputusan bagi generasi milenial.

Generasi milenial memiliki karakter yang khas daripada generasi sebelumnya. ciri utama dari generasi milenial yaitu meningkatnya pemanfataan media dan teknologi digital. Mereka juga mempunyai karakter yang kreatif.

Sekarang, dakwah dihadapkan pada kemajuan teknologi informasi dan media modern. Teknologi semakin membuat manusia lalai terhadap ajaran islam. Wisril dan Abdul Mugni Shaleh memberikan contoh sederhana terhadap fenomena yang ada seperti; duduk berlama-lama di depan televise, pemakaian internet yang terlalu lama sehingga pelaksanaan shalat diakhir waktu, bahkan ada yang meninggalkan shalat. Hal tersebut merupakan suatu fenomena praktik keagamaan masyarakat yang membutuhkan pemikiran baru mengenai konsep pelaksaan dakwah. Dakwah sendiri adalah kewajiban bagi umat islam yang berdosa apabila ditinggalkan. Maka dakwah diera sekarang harus dilaksanakan secara moder dan professional dengan tetap berpedoman terhadap esensi ajara islam.

2.      Dakwah dalam kehidupan remaja

Berdakwah di era sekarang, materi yang disampaikan da’i kepada anak yang berusia remaja harus bersumber dari al-qur’an dan hadis yang hendaknya membawa remaja mencintai islam, sehingga mereka berperilaku muslim yang berwawasan qur’an.

Tuntutan zaman yang mendominasi remaja sangat dominan. Oleh karenanya, materi yang disusun juga harus merupakan jawaban zaman. Materi yang dipersiapkan hendaknya mudah dicerna, remaja mempunyai bahasa sendiri dalam bahasa sehari-hari, bahkan kadangkala punya ambisi menggunakan bahasa popular walaupun mereka sendiri kurang memahami cara penjabarannya baik pada remaja yang masih sekolah maupun yang putus sekolah

Para remaja tentunya memiliki media sosial dan jaringan internet dan dengan adanya peningkatan internet tersebut serta kemajuan teknologi informasi, menyebabkan perubahan terhadap cara berdakwah. Saat ini para da’I atau juru dakwah mulai memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam penyampaian dakwahnya. Dengan pengunaan teknologi informasi, kegiatan dakah bisa dilakukan lebih insentif dan menjangkau jaringan yang lebih luas. Berdasarkan pernyataan kemkominfo, 95% dari 63juta penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Oleh karena itu penggunaan internet sebagai media dakwah bisa menjadi salah satu alternative yang efektif dalam melakukan dakwah islam.

Salah satu media sosial facebook sebagai sarana dakwah, media sosial facebook merupakan salah satu bentuk media sosial teknologi informasi dan komunikasi. Berdasarkan pernyataan Whebershandwick, perusahaan public relations dan pemberi layanan jasa komunikasi, untuk wilayah Indonesia ada sekitar 65 juta pengguna facebook aktif. Sebanyak 33 juta pengguna aktif perharinya , 55 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobie per harinya.

Dengan melihat perkembangan pengguna facebook yang ada saat ini, berdakwah melalui sarana tersebut akan sangat efektif karena diera sekarang kebanyakan masyarakat menggunakan gadget dan media sosial sehingga para pendakwah atau da’i dapat menyampaikan dakwah melalui media sosial dengan mudah dan tanpa perlu bertatap muka.

Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh juru dakwah atau para da’i dalam menggunakan media sosial facebook sebagai sarana dakwah yaitu memberikan atau men-share informasi baik itu berupa nasihat, ilmu, kata mutiara, ayat Al-Qur’an beserta tafsirnya, video ceramah dan segala sesuatu yang berhubungan dengan dakwah Islam. Dengan adanya informasi yang berisi dengan dakwah Islam diharapkan dapat membuka wawasan atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan tersebut timbullah kesadaran terhadap diri sendiri yang akhirnya orang tersebut akan berprilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

KLIK LINK PPT: MASJID DAN DAKWAH

Pengampuh:
Drs. H Dudung Suryana, M.Pd
Dr. Fuad Hilmi



 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MA'RIFATULLAH, MA'RIFATUL ROSUL DAN TAKDIR

AKHLAK UKHUWAH DAN TASAMUH